SINDO
PENDERITA sakit maag, terutama maag fungsional, tidak perlu khawatir bila hendak menjalankan ibadah puasa. Pasalnya, penyakit maag justru makin membaik bahkan sembuh dengan berpuasa.
Memasuki bulan Ramadan, para penderita maag tentu langsung was was. Bagaimana tidak? Pada bulan penuh berkah ini, umat muslim diwajibkan untuk menahan diri dari makan dan minum, serta segala perbuatan yang bisa membatalkan puasa mulai terbit hingga terbenamnya matahari.
Sementara, maag merupakan penyakit yang umumnya karena ketidakteraturan pola makan.Karena itu, kekhawatiran timbulnya gejala nyeri atau tidak nyaman di ulu hati makin menjadi. Namun, anggapan tersebut justru keliru. Pasalnya, dengan berpuasa, terutama penyakit maag karena fungsional, justru makin membaik, bahkan sembuh dengan sendirinya.
“Pasien maag fungsional dengan berpuasa biasanya akan membaik. Bahkan, selama bulan puasa terjadi penurunan orang yang sakit maag,” kata Dr Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH MMB dari Divisi Gastroenterologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo saat acara Simposium Awam PAPDI Forum Puasa di ruang kuliah FKUI Jakarta.
Menurut Ari, secara umum sakit maag atau dikenal juga dengan istilah medis dispepsia dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu fungsional dan organik. Keduanya memiliki gejala yang hampir sama,yaitu rasa tidak nyaman atau perih di sekitar ulu hati, mual hingga muntah, kembung atau penuh, cepat kenyang, sering sendawa dan nafsu makan kurang. Kepastian pembagian dua jenis maag ini tentu setelah dilakukan peneropongan dengan alat yang disebut endoskopi.
Sakit maag fungsional terjadi apabila pada pemeriksaan dengan endoskopi tidak didapatkan kelainan secara anatomi pada lambung. Adapun sakit maag organik biasanya diketahui terdapat kelainan secara anatomi pada tubuh pasien. Misalnya adanya kelainan gastro esophageal reflux disease (GERD), yaitu penyakit saluran cerna bagian atas atau di sekitar kerongkongan, tukak lambung atau tukak usus dua belas jari. Selain itu bisa ditemukan polip atau kanker di kerongkongan, usus dua belas jari atau di lambungnya.
“Penyebab maag organik biasanya karena infeksi kuman Helicobacter pylori atau iritasi lama dari penggunaan obat anti-inflammatory drugs (NSAID),” ujarnya.
Bagi pasien maag, dia menganjurkan tetap berpuasa,terutama yang karena fungsional. Maag jenis ini umumnya terjadi karena makan yang tidak teratur atau kebiasaan makan camilan berlemak. Penyebab lainnya antara lain karena minum kopi atau soda sepanjang hari, merokok, dan stres.
Dengan berpuasa, menurut Ari, pasien maag akan makan lebih teratur, mengurangi makanan berlemak, minum kopi, soda dan rokok serta mengendalikan diri sehingga lebih tenang dan tidak mengalami stres.
”Kesemua hal tersebut akan membuat kondisi lambung membaik dan keluhan nyeri di ulu hati akan berkurang, bahkan hilang sama sekali,” sebutnya. Ari mengutarakan, dari hasil survei yang pernah dilakukannya dan melibatkan hampir 7.000 pasien dengan sakit maag,diketahui bahwa 85% masyarakat Indonesia menderita sakit maag fungsional ini.
Sementara itu, penderita maag organik masih tetap bisa menjalankan ibadah puasa jika penyakitnya diobati terlebih dahulu. Sebagian maag organik dapat berpuasa dengan mengonsumsi obat-obatan penghambat pompa proton.
Sebuah penelitian menunjukkan, orang yang mengalami luka di lambung, namun tetap berpuasa sambil minum obat,ternyata tingkat kesembuhan sakit maagnya lebih besar ketimbang yang sakit maag,tapi tidak berpuasa.
“Tapi, kalau penyebab maag organiknya karena kanker, jelas tidak boleh puasa,” imbuh Ari.
Apalagi, menurut Ari, jika ada tanda alarm untuk membatalkan puasa. Misalnya, sakit maag pertama kali pada usia 45 tahun, berat badan turun, wajah pucat karena anemia, muntah darah, buang air besar (BAB) berwarna hitam atau tidak bisa menelan.
Bagaimana penderita maag bisa tetap sehat dan bugar saat puasa? Ari menyarankan untuk mengonsumsi banyak sayur dan buah, banyak minum air saat sahur dan berbuka, juga tidur yang cukup dan tidak berlebihan. Selain itu, lanjut dia, hindari makanan yang banyak mengandung gas, seperti makanan berlemak, sawi, kol, nangka, pisang ambon, kedondong, buah yang dikeringkan, dan minuman bersoda.
(tty)
Sumber: http://health.okezone.com/read/2012/07/18/486/664869/lambung-lebih-sehat-saat-puasa